Kamis, 03 April 2008

Wisata Pemandian Air Panas Cipari, Hidup Segan Mati Tak Mau

CIPARI – Itulah kenyataan yang harus diterima salah satu obyek wisata di Cilacap, Pemandian Air Panas Cipari. Bagaimana tidak, kondisinya saat ini benar-benar mempihatinkan, Kamis (20/3).

Pemerintah Kabupaten Cilacap sepertinya tidak begitu serius menggarap potensi wisata yang ada. Kenyataannya, saat ini banyak potensi wisata yang sengaja ‘’ditidurkan’’ yang dinilai kurang mendatangkan PAD. Salah satunya adalah obyek wisata Pemandian Air Panas Cipari di Kecamatan Cipari yang berjarak sekitar 65 km dari kota Cilacap.

Budi Harjono atau warga sekitar memanggilnya Gohang yang saat ini dipercaya menjadi juru kunci, mengatakan, meski sudah berulang kali tempat wisata tersebut dikunjungi oleh Komisi C DPRD Cilacap dan juga staf Dinas Pariwisata yang berjanji akan membenahi, namun hingga sekarang tidak kunjung ada perbaikan bahkan kerusakan pada bangunan yang berbentuk leter L makin parah.

Menurut keterangan Budi Harjono berdasar cerita dari mbahnya, air panas yang bersumber dari tempat yang mirip sumur tersebut muncul sejak tahun 1930-an. Ketika Belanda masih menduduki beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Kecamatan Cipari.

Menurut dia, Pemerintahan Belanda sangat getol mengeksplorasi kekayaan alam di bumi Indonesia. Salah satu di antaranya, tempat yang diduga sebagai penghasil minyak yaitu Cipari. Saat melakukan pengeboran yang keluar justru semburan air panas sehingga pengeboran dihentikan. Selanjutnya, memanfaatkan temuan itu sebagai tempat pemandian dengan bangunan berbentuk leter L. Bangunan itu terdiri dari 10 kamar mandi yang ukurannya bervariasi. Dua kamar mandi induk berukuran 4x4 meter dan delapan kamar mandi lainnya berukuran 4x2 meter. Semuanya dilengkapi bak untuk berendam setelah bekerja di pabrik pengolahan karet.Tak jauh dari pemandian yaitu Ciseru, terdapat pabrik berikut perkebunan karet yang kini masih ada. semoga pemerintah daerah sangat respon dengan keadaan skrang yang smakin mmprihatinkan.

by ya2t (http://cilacapmedia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=18&artid=500)

Tidak ada komentar: